Institut Teknologi PLN Jakarta
Dosen : Max Teja Ajie Cipta Widiyanto,
S.Kom., M.Kom
STUDY KASUS MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER
TUGAS KELOMPOK, yang beranggotakan : -Nur Anisah Fadhilah (202131020)
-Siti Nurul Maghfirah
(202131125)
- Demultiplexer
Sebuah Demultiplexer
adalah rangkaian logika yang menerima satu input data dan mendistribusikan
input tersebut ke beberapa output yang tersedia. Kendali pada demultiplekser
akan memilih saklar mana yang akan dihubungkan. Pemilihan keluarannya dilakukan
melalui masukan penyeleksi. Seleksi data-data input dilakukan oleh selector
line, yang juga merupakan input dari demultiplekser tersebut. Pada
demultiplekser saluran kendali sebanyak "n" saluran dapat menyeleksi
saluran keluaran. Secara bagan, kerja demultiplekser dapat digambarkan sebagai
berikut :
Pada demultiplekser,
masukan data dapat terdiri dari beberapa bit. Keluarannya terdiri dari beberapa
jalur, masing-masing jalur terdiri dari satu atau lebih dari satu bit. Masukan
selector terdiri dari satu atau lebih dari satu bit tergantung pada banyaknya
jalur keluaran.
- SISTEM KELISTRIKAN MOBIL (Demultiplexer)
Sistem Kelistrikan Aksesoris Mobil
sistem pengkabelan
mobil saat ini masih menggunakan sistem konvensional. Sistem tersebut masih f =
1.44 š
š“)
+ (2š
šµ š¶1 menggunakan masingāmasing
kabel yang dikoneksikan dengan tiapātiap perangkat output, Sehingga secara
pengkabelan akan terlihat sangat rumit. Serta kabel tersebut juga terkoneksi
langsung dengan power, sehingga akan meningkatkan terjadinya konsleting
listrik.
Untuk
menanggulangi problem kerumitan dan juga potensi konsleting listrik yang cukup
tinggi pada sistem pengkabelan konvensional, maka dirancanglah sebuah sistem
dengan metoda multiplexing-demultiplexing dalam pengkabelan perangkat
kelistrikan mobil. Konsep yang digunakan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Rancangan
Proses
Secara
garis besar diagram blok untuk sistem ini terdiri dari beberapa bagian seperti
pada gambar dibawah ini
Diagram blok pada
gambar menunjukkan bagianābagian yang digunakan dalam keseluruhan sistem
rancangan. Terdiri dari bebepara komponen seperti multiplexer, demultiplexer,
kontrol alamat, driver power dan juga beban output.
Realisasi
Pada
dasarnya sistem demultiplexing digunakan untuk pengolahan sinyal data, tetapi
pada rancangan ini akan diterapkan untuk mengolah power. Berdasarkan diagram
blok yang sebelumnya telah ditunjukkan dan juga beberapa komponen yang
digunakan dalam masingāmasing bagian tersebut, maka direalisasikanlah sebuah
rangkaian sistem keseluruhan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini.
Rancangan yang dibuat dalam penelitian ini menggunakan beban output yang sama
dengan spesifikasi yang digunakan pada mobil sungguhan, sehingga nantinya dapat
membuktikan bahwa rangkaian ini dapat digunakan dalam aplikasi yang nyata untuk
mengontrol perangkat aksesoris mobil sungguhan.
Rangkaian
kontrol pengalamatan
Rangkaian
ini terdiri dari rangkaian pembangkit pulsa clock yang menggunakan sebuah IC
Clock 555 dan juga digabungkan dengan rangkaian kontrol pengalamatan yang
menggunakan IC counter 4518.
Rangkaian
pembangkit pulsa clock terdiri dari sebuah IC 555 dan juga dengan beberapa
komponen yaitu kapasitor C1 dan C2 serta resistor variable RA dan resistor
tetap RB. Untuk dapat menghasilkan nilai frekuensi yang akan digunakan, maka
perlu ditentukan nilai masingāmasing komponen tersebut. Nilai kapasitansi C1
yang digunakan adalah sebesar 10 pF dan C2 adalah 100 nF. Sedangkan untuk
resistor variabel RA adalah 10.3 K⦠dan RB adalah 12 Kā¦.
Rangkaian input demultiplexer
Rangkaian
input multiplexer ini terdiri dari switch kontrol pusat dan IC multiplexer.
Switch kontrol pusat yang pada sistem konvensional digunakan untuk
menghubungkan secara langsung perangkat aksesoris atau beban dengan power 12 volt
pada aki mobil. Dengan kata lain penggunaan ini hanya sebagai saklar power
untuk perangkat aksesoris mobil. Sedangkan pada perancangan digunakan sebagai
input data untuk sistem multiplexing demultiplexing. Saklar-saklar tersebut
dihubungkan secara paralel dengan sumber tegangan 5 Volt dan dihubungkan
sebagai input kontrol ke IC multiplexer 74HCT4051 yang memiliki jumlah channel
8 buah, yaitu channel X0 sampai dengan channel X7. Data yang masuk pada IC
multiplexer akan digilir satu persatu oleh sinyal kontrol pengalamatan yang
dilambangkan dengan C, B, dan A dan INH atau enable yang dikirimkan dari
rangkaian kontrol pengalamatan. Data pada C, B dan A ini bekerja secara biner,
mulai dari data 000 sampai dengan data 111 yang akan membuka channel X0 sampai dengan
channel X7. Kontrol pengalamatan ini bersifat kontinyu dan berurutan, sehingga
penggiliran channel akan dimulai dari channel X0 hingga channel X7 secara
periodik atau berulang. Sedangkan INH adalah enable yang bersifat actif low,
artinya IC multiplexer akan bekerja jika input INH bernilai low, tetapi jika
INH diberikan nilai high, maka output X akan bernilai low tanpa memperhatikan
nilai C, B, A.
Rangkaian output demultiplexer
Rangkaian
ini terdiri dari dua buah komponen IC demultiplexer, driver power dan perangkat
aksesoris depan dan belakang. Tipe IC demultiplxer yang digunakan pada
rangkaian ini adalah sama dengan tipe IC multiplexer yaitu 74HCT4051,
dikarenakan IC tesebut memiliki fungsi ganda, sebagai multiplexer sekaligus
demultiplxer. Penggunaan dua buah IC demultiplexer tersebut dikarenakan
perangkat output aksesoris melebihi jumlah channel yang tersedia dalam 1 IC
yaitu 8 channel, sehingga dibutuhkanlah 2 buah I demultiplexer untuk mencakup
keseluruhan perangkat output aksesoris pada bagian depan dan belakang mobil.
Gambar diatas merupakan
timing diagram antara sinyal kontrol pengalamatan, input demultiplexer dan juga
output yang dikeluarkan oleh demultiplexer pada masingāmasing channel. Data
tersebut bersifat paralel yang saling tersusun berurutan waktu aktifnya antara
X0 sampai dengan X7, lalu masingā masing data mengaktifkan transistor yang
terhubung pada setiap channel IC demultiplexer.
HASIL
DAN BAHASAN
Pengujian
alat ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa alat yang dibuat dapat berfungsi
untuk mengoperasikan perangkat aksesoris mobil menggunakan sistem multiplexing
yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam hal pengoperasian
perangkat aksesoris mobil yang dapat digunakan di kemudian hari. Adapun yang
menjadi titik berat pengujian alat adalah : - Pengujian pendahuluan. -
Pengujian fungsional menyeluruh - Pengujian frekuensi Pengujian pendahuluan ini
dilakukan untuk mencari nilai setelan RA pada frekuensi clock yang memadai agar
beban output dapat berfungsi dengan normal, meskipun sebenarnya beban bekerja
tidak secara kontinyu.
Tabel 1 adalah hasil pengujian nilai resistansi RA setelah dilakukan pengulangan hingga 5 kali pengujian. Sehingga nilai rataārata dari pengukuran tersebut adalah sebesar 10.26 Kā¦.
Pengujian fungsional menyeluruh dilakukan dengan maksud menguji secara fungsi keseluruhan sistem dalam satu kesatuan rangkaian yang utuh. Mulai dari aksi yang diberikan pada switch kontrol pusat hingga reaksi yang dihasilkan pada beban output. Dengan tujuan agar rangkaian multiplexer demultiplexer ini dapat bekerja sesuai dengan fungsi seharusnya. Sehingga rangkaian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam pengkabelan perangkat aksesoris pada mobil. Selain itu juga sambil mengamati beban output yang menyala akibat pengaruh daya atau power yang terputus atau mendapatkan penggiliran.
Berdasarkan
hasil pengujian fungsional satu per satu pada tabel 2, dapat dilihat bahwa
ketika salah satu switch kontrol input diaktifkan dan input lain dimatikan,
maka beban output yang menyala adalah sesuai dengan input yang diaktifkan, dan
untuk input yang tidak diaktifkan beban tidak menyala. Serta secara visual
untuk beban yang aktif baik itu berupa cahaya, suara maupun gerak semuanya
menyala dengan normal dan tidak berkedip.
Berdasarkan data tersebut, maka secara pengujian fungsional satu per satu ini sudah sesuai dengan fungsinya. Penggunaan mosfet dengan tipe IRF540N sebagai driver power untuk mengaktifkan perangkat output dengan tegangan 12 volt dinilai berhasil, karena pada output terlihat menyala dengan kontinyu atau tidak berkedip dan mampu untuk mensupplai kebutuhan arus untuk masingāmasing perangkat output pada mobil. Sedangkan untuk komponen relay mekanik memiliki waktu kontak yang lebih lama jika dibandingkan dengan mosfet yang bersifat elektronik. Sehingga akan berpotensi relay tidak akan mampu untuk melakukan kontak sebanyak 52 kali setiap 1 detik, yang mengakibatkan akan berkedipnya perangkat output jika menggunakan frekuensi yang lebih cepat lagi. Selain itu juga masa pakai relay mekanik yang lebih pendek dibanding dengan mosfet. Atas dasar tersebut, jelas bahwa penggunaan mosfet dengan tipe IRF540N lebih tepat digunakan sebagai komponen driver power.
Untuk pengujian fungsi kombinasi terdiri dari
4 kondisi yaitu kondisi siang hari, kondisi malam hari, kondisi siang hari
dengan hujan, kondisi malam hari dengan hujan. Pengujian kombinasi tersebut
dilakukan dalam rangka mensimulasikan kondisi aktual berkendara yang umum
ditemui. Adapun kombinasi untuk tiapātiap kondisi adalah sebagai berikut.
ā¢
Kondisi 1 (siang hari) = Sein kiri, sein kanan, klakson.
ā¢
Kondisi 2 (malam hari) = Sein kiri, sein kanan, lampu jauh, lampu dekat,
klakson.
ā¢
Kondisi 3 (siang hari dengan hujan) = Sein kiri, sein kanan, klakson, wiper,
nozzle air.
⢠Kondisi 4 (malam hari dengan hujan) = Sein kiri, sein kanan, lampu kabut, lampu jauh, lampu dekat, klakson, wiper, nozzle air.
Berdasarkan
hasil pengujian kombinasi dengan 4 kondisi seperti ditunjukkan pada tabel 3,
dapat dilihat bahwa beban output yang menyala sudah sesuai dengan input yang
diberikan. Begitu juga ketika input tidak diaktifkan maka beban output juga tidak
menyala. Selain itu semua output tersebut yang berupa cahaya, suara, dan gerak
menunjukkan menyala yang normal, cahaya tidak berkedip, suara yang tidak
terputus, dan bergerak normal. Berdasarkan data tersebut, maka secara pengujian
dengan 4 kombinasi sudah sesuai dengan fungsinya.
Pengujian frekuensi dilakukan untuk membuktikan bahwa nilai frekuensi clock pada rangkaian pembangkit pulsa clock yang telah dihitung sebesar 420 Hz memakai rumus (1) berdasarkan setelan nilai RA hasil pengujian pendahuluan diatas, adalah sesuai dengan nilai frekuensi aktual yang didapat. Nilai frekuensi aktual tersebut didapatkan dengan melakukan pengukuran langsung pada rangkaian pembangkit pulsa clock.
Pada gambar disamping merupakan hasil
pengukuran frekuensi pada rangkaian pembangkit pulsa clock. Data tersebut
diambil dengan menggunakan oscilloscope dengan parameter setelan time/div adalah
5 ms/div dan juga untuk parameter volt/div adalah 5 volt/div. Dari hasil
tersebut didapatkan nilai frekuensi sebesar 420 Hz. Nilai ini persis sama
dengan hasil perhitungan. Sedangkan untuk nilai frekuensi kontrol pengalamatan
yang berfungsi sebagai penggiliran untuk input sebanyak 8 bit adalah sebesar 52
Hz, sesuai dengan yang sudah ditunjukkan
Sumber:
http://repository.istn.ac.id/2658/1/L20%20Naskah%20Jurnal%20Sinusoida%20%28Mux-Demux%20Kelistrikan%20Mobil%29.pdf
http://staff.unila.ac.id/junaidi/files/2013/06/MULTIFLEXER-DAN-DEMULTIFLEXER.pdf